Monday, March 31, 2014

Di dalam lingkungan kerja perusahaan segala sesuatu  yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat memengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas – tugas yang dibebankan. Konflik merupakan salah satu beban kerja yang dialami karyawan dalam perusahaan. Ketidaksetujuan antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok –kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus menggunakan sumber daya yang langka secara bersama –sama atau karena merenka mempunyai status, tujuan, nilai – nilai dan persepsi yang berbeda (John Suprihanti, 2003,125).
Dalam kasus ini akan membahas Public Enemy atau si Kambing Hitam yang terjadi dalam perusahaan. Kasus tersebut masuk dalam kategori konflik interpersonal  yang harus segera diatasi bersama.

Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.



Fase Pengambilan Keputusan

                 A.     Intelligence
      (Penelusuran Lingkup Masalah )

Suatu perusahaan merekrut 5 (lima) orang untuk menjadi team supervisor. Dari kelima orang tersebut ada salah satu pihak (Mr. X) yang menjadi “Kambing Hitam” diperusahaan sehingga menghambat proses pekerjaan. Masalahnya seperti berikut : Pada saat atasan maupun bawahan ingin bertemu dengan dia (Mr. X), dia (Mr. X) tidak ada ditempat dan tidak tau dimana. Direktur perusahaan sudah mengetahui konflik tersebut, sehingga direktur tersebut meminta bantuan kepada 4 (empat) orang team tersebut untuk menyelamatkannya (Mr. X). Jika dari dia (Mr. X) tidak dapat berubah dalam beberapa waktu yang ditentukan, direktur perusahaan akan mengambil tindakan tegas yaitu dengan mengeluarkan atau memecat dia (Mr. X).

B. Design
   (Perancangan Penyelesaian Masalah)

Dalam design ini kita akan menggunakan Analisis SWOT untuk lebih mudah menyelesaikan masalah diatas.
      1.      Strength :  
            - Adanya masalah/konflik Interpersonal yang kuat, Gabungan pemikiran dan hasil                                  musyawarah dari keempat orang tersebut.

      2.      Weakness : 
            Konflik sudah diketahui oleh atasan sehingga menyulitkan keempat orang tersebut untuk mengambil keputusan yang dilaporkan kepada atasan.

      3.      Opportunity : 
            bisa lebih memotivasi diri dan kelompok agar bisa lebih baik lagi dalam bekerja.

      4.      Threat : Keluarnya keputusan pemecatan dari atasan

       C. Choice
    (Pemilihan Tindakan)

Dalam menangani konflik ada 5 (lima) metode yang dikemukakan oleh (John Suprihanto,2003:135) :
1.      Competition
2.      Avoidance
3.      Accomodation
4.      Compromise
5.      Collaboration
Dari metode diatas untuk menyelesaikan konflik yang ada dengan menggunakan Collaboration, yaitu pendekatan penyelesaian konflik dengan berusaha untuk memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak. Jadi pihak-pihak yang bertentangan bersama-sama mencoba memecahkan masalahnya dan bukan hanya mencoba menekan konflik atau berkompromi.

D. Implementation


                Dari metode diatas untuk menyelesaikan konflik yang ada dengan menggunakan Collaboration, yaitu pendekatan penyelesaian konflik dengan berusaha untuk memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak. Jadi pihak-pihak yang bertentangan bersama-sama mencoba memecahkan masalahnya dan bukan hanya mencoba menekan konflik atau berkompromi. Selain menggunakan metode collaboration, mereka melakukan musyawarah, motivasi dan mengajak si kambing hitam tersebut untuk lebih friendly dalam bekerja serta memengaruhinya untuk lebih baik lagi. Dari hasil implementasi diatas, dapat di evaluasi secara luas dan hasil keputusan konflik adalah win-win atau konflik menang-menang yaitu hasil konflik yang mampu memenuhi keinginan kedua belah pihak sehingga menghasilkan kerja sama dan pemecah masalah.




Daftar pustaka


Sunyoto Danang.2013. Teori, kuesioner, dan Analisis data Sumber Daya Manusia, cetakan kedua. Penerbit Center for Academic Publishing Service : Yogyakarta

Sunday, March 30, 2014

Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus. Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut:
 

1.Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
      2.Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan.
3. Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di
antara dorongan dan tujuan 
    4.terdapatnya aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuan-tujuan yang diinginkan.
               
.  
Konflik intrapersonal akan terjadi ketika individu harus memilih dua atau lebih tujuan yang saling bertentangan, dan bimbang mana yang harus dipilih untuk dilakukan. Konflik ini bisa diibaratkan seperti makan buah simalakama, dimakan salah tidak dimakan juga salah, dan kedua pilihan yang ada memiliki akibat yang seimbang. Konflik intrapersonal juga bisa disebabkan oleh tuntutan tugas yang melebihi kemampuan. Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :

   a.     Approach-approach Conflict,

     dimana seseorang mengalami konflik karena diperhadapkan pada dua tujuan yang sama-sama menguntungkan atau sama-sama disukai, karena memiliki daya tarik yang sama juga. Sebagai contoh, di waktu yang sama, seseorang harus membuat pilihan menerima promosi jabatan yang sudah lama didambakan atau pindah tempat tugas ke tempat lain dengan iming-iming gaji yang besar.

   b.    Avoidance-avoidance Conflict.
                             
      Di sini, seseorang menghadapi situasi yang mengharuskan ia terpaksa memilih di antara dua alternatif yang sama-sama tidak disukai atau sama-sama dianggap buruk. Contoh kongkrit, Laboratorium Sistem Informasi disediakan opsi untuk pindah ke gedung yang angker atau tetap di gedung yang lama dan sumpek.

    c.      Approach-avoidance conflict.

      Pada kasus ini, seseorang harus menghadapi situasi dimana waktu ia memilih, ia harus menghadapi
konsekwensi yang saling bertolak belakang. Misalnya, orang itu akan memperoleh gaji yang sangat besar, tapi harus pindah ke tempat terpencil yang sangat tidak disukai.
     

     Contoh Kasus :
    

     1.   Konflik Intrapersonal (mutia)
      Kategori : Approach-approach Conflict

      Saya mempunyai konflik pada diri saya sendiri. Dan pilihan ini menyulitkan saya. Berhubung sebentar lagi saya mendapat tugas kerja praktek pada semester 6. Saya dihadapi dua pilihan yang berhubungan dengan kerja praktek/PKL.  Ayah dan paman saya sama-sama menawari kerja praktek di kantornya.
    
  

    2.      Konflik Intrapersonal (Angga)

Konflik ini terjadi disebabkan karena ada dua keinginan yang ingin saya penuhi kedua-duanya, akan tetapi karena ada beberapa faktor yang menyebabkan saya harus memilih salah satu dari pilihan yang ada. Ketika saya ingin membeli drum set dan juga AC (Air Conditioner) membuat saya bimbang dalam memilih salah satu. Saya ingin membeli drum set karena hanya drum yang belum saya miliki, jadi ketika saya bermain musik dengan teman saya, hanya saya yang tidak memegang alat. Tetapi jika saya membeli drum set kondisi di dalam ruangan sangat lah panas meski pun sudah diberi kipas angin. Mungkin disebabkan karena suhu panasnya hanya berputar didalam ruangan. Saya ingin membeli AC (Air Conditioner) agar suhu di ruangan tetap sejuk dan segar, akan tetapi jika saya membeli AC (Air Conditioner) saya tidak dapat memegang alat saat teman-teman saya bermain musik. Hingga sekarang saya masih belum dapat memilih barang mana yang akan saya beli.

Dalam pengambilan keputusan saya mencoba mengambil teori yang kemukakan oleh “Scott dan Mitchell”, Dalam proses pengambilan keputusan yaitu meliputi :

1.      Proses pencarian/penemuan tujuan.
Yaitu harus menemukan tujuan dalam pengambilan keputusan, untuk apa keputusan tersebut di ambil dan apa tujuannya mengambil keputusan tersebut. Dalam hal ini saya mencari tujuan dari masing-masing barang yang saya inginkan. Untuk tujuan pengambilan drum set yaitu agar saya dapat bermain musik bersama dengan teman-teman saya dan dapat juga mengasah kemampuan saya dalam bermain drum set. Sedangkan untuk tujuan pengambilan AC (Air Conditioner) hanya untuk membuat ruangan sejuk dan segar.

2.      Formulasi tujuan.
Tahap ini yaitu merumuskan tujuan dengan mengumpulkan berbagai keuntungan dan kekurangan dalam pengambilan keputusan. Seperti yang dijelaskan dalam proses pencarian/penemuan tujuan, dalam pengambilan keputusan drum set keuntungannya saya dapat bermain bersama teman-teman dan dapat berlatih untuk mengasah kemampuan bermain drum. Kekurangan yang didapat, ruangan menjadi panas sehingga menyebabkan konsentrasi sedikit berkurang. Sedangkan untuk AC (Air Conditioner) keuntungan yang di dapat ruangan menjadi lebih sejuk dan segar, sehingga dalam bermain dapat meningkatkan sedikit konsentrasi. Akan tetapi kekurangan yang didapat ialah saya hanya bisa melihat dan sedikit bermain alat music lainnya secara berganti-gantian, tidak dapat bermain secara langsung bersama-sama.

3.      Pemilihan Alternatif.
Dalam proses pemilihan alternative disini ialah mencari pilihan lain dari barang yang di inginkan. Untuk AC (Air Conditioner) mungkin dapat digantikan dengan kipas angin meskipun suhu panas diruangan hanya berputar-putar saja, akan tetapi dapat memberikan sedikit kesegaran. Sedangkan untuk drum set, dalam mencari alternatif lain dari drum set sangat susah. Karena drum set memiliki suara yang khas dalam mengeluarkan alunan musiknya.

4.      Mengevaluasi hasil-hasil.
Setelah melewati semua tahap diatas, dalam tahap ini yaitu untuk mendapatkan hasil dari semua yang sudah dilakukan dari atas. Setelah beberapa pertimbangan yang telah dirumuskan dapat disimpulkan dalam pemilihan keputusan yang diambil ialah drum set. Karena kegunaan AC (Air Conditioner) hanya untuk menyejukkan dan menyegarkan ruangan saja, sedangkan drum set saya dapat merasakan kesenangan bermain bersama-sama dan dapat berlatih untuk mengasa kemampuan bermain drum. Dan dari alternative yang didapat AC (Air Conditioner) dapat diganti kan dengan kipas angin, meski tidak sebaik dengan AC (Air Conditioner) akan tetapi dapat mengurangi sedikit panas dalam ruangan. Sedangkan untuk drum set tidak menemukan alternative lain yang sesuai dengan drum set.

Setelah mengikuti teori proses pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh “Scott dan Mitchell” mungkin dalam pembelian barang nanti saya akan mengambil drum set untuk mendapat keuntungan dan kepuasan tersendiri.
  

     3.      Konflik Intrapersonal ( Risqa)
Kategori : Approach-avoidance conflict

Saya mengalami konflik intrapersonal, di bingungkan pada dua hal yang sama-sama bermanfaat namun jika memilih salah satu akan menimbulkan konflik. Pasalnya setelah lulus kuliah saya harus membiayai adik-adik setelah ayah saya pensiun. Namun, di sisi lain saya ingin menabung untuk masa depan saya seperti menikah, membeli rumah sendiri dan lain-lain. Hal tersebut selalu terpikirkan. Keputusan yang diambil harus bijak.

     4.      Konflik Intrapersonal (Febri)
Kategori : Approach-approach Conflict


Saya sulit membagi waktu dalam mengerjakan tugas kuliah dengan berkumpul bersama teman-teman SMA tentunya hal ini banyak dirasakan oleh remaja yang sebaya. Memiliki pikiran yang masih labil umum dimiliki oleh remaja-remaja seperti saya. Tentunya saya sangat sulit membagi waktu dalam hal ini , disisi lain saya ingin selalu berkumpul dengan teman-teman tapi saya harus memikirkan kewajiban saya dalam mengerjakan tugas-tugas kampus.


DAFTAR PUSTAKA


       Sumber :